Powered By Blogger

Selasa, 22 Maret 2011


“Kapan kamu berubah lee?”
Ucapan emakku seakan air es menyadarkan lamunanku,sementara aku berusaha pura-pura sadar,emak masih asik menginjak-injak kacang hijau yang sudah mulai mengering yang dijemur diatas kain terpal lusuh.
“semoga secepatnya mak,aku juga sudah bosan jadi bujak lapuk.”
“iyo lee….emak cuman bisa mendo’akan,semoga anakku bocah bagus cepat-cepat menemukan jodohnya,kata simbahmu dulu lee….seorang bujang kalau sudah bekerja,tapi hasilnya tidak pernah terkumpul,maka segeralah dia harus nikah.”
“iyo….iyo…mak,aku kerja bertahun-tahun cuma buat makan,udut dan beli pulsa,mau membelikan kalung emak saja rasanya koq sulit.”
“kalau malam sholat hajat,nyuwun sama gusti Alloh,mugo2 jodohmu ndang cepat dipertemukan oleh-Nya,kalau Dia sudah punya mau,mempertemuakn kamu dan jodohmu itu seperti orang kesandung itu lho lee….. ujug-ujug wae ndak pakai dikira,apalagi direncanakan.”
“semoga begitu ya mak? amin ya robb….”
Anas mengamini harapan emaknya,meski dalam hatinya sebenarnya agak pesimis,bukan karena apa,namun dia sendiri bingung dengan perasaannya sendiri,kemauan untuk menikah sudah bulat,tapi setiap hatinya diajak berdiskusi soal jodoh,sepertinya hatinya membisu,mendadak saja dingin.
3 tahun yang lalu anas sudah bertunangan dengan seorang gadis pujaannya,namun ditengah perjalanan menantikan hari bahagia,gadis impiannya mengurungkan pertunangan itu. Anas bukan type lelaki yang mudah putus asa,lantas apa karena putus cinta itu yang menyebabkan hatinya mudah membeku saat bertemu gadis lain?
Sebenarnya kalau mau jujur,jauh dilubuk hati anas, sudah mulai bisa menerima keyataan pahit ini,dia sadar jodoh,rejeki dan maut menjadi rahasia Allah,namun yang belum bisa dia terima sampai detik ini adalah alasan yang melatar belakangi kegagalan cintanya.Mungkin kalau kebekuan hatinya itu disebut “penyakit”,maka dari penerimaan tentang sebab atau alasan pemutusan pertunangan itulah awal dia akan menemukan obatnya.
Kita manusia sering terlena dan terpukau dengan segala sebab,sehingga lupa dengan sang pencipta sebab, padahal dengan atau tanpa sebab ketentuan-Nya yang telah digariskan untuk kita akan tetap terjadi.
Simbahku dulu pernah cerita ;
Konon jaman dulu kala,saat malaikat izra’il menunaikan tugasnya mencabut nyawa mahkluk hidup termasuk manusia tidak pernah didahului dnegan sebab-musabab,tiba-tiba saja tanpa sakit tanpa kecelakaan manusia mati,sedang berjalan tiba-tiba mati,sedang bercanda mati,lagi asik-asik ngerumpi mati,oleh karena itulah malaikat izra’il sangat dibenci manusia,mungkin kalau dipoling “siapa makhluk yang paling mereka benci?” malaikat izra’il menduduki peringkat pertama.
Atas kenyataan ini, malaikat izra’il mengadu kepada malaikat Jibril, al-kisah Jibril pun memohon petunjuk kepada Allah SWT, Allah pun kemudian memerintahkan kepada malaikat izra’il untuk memberikan sebab-musabab saat menjelang pencabutan nyawa,akhirnya sebelum manusia mati didahului sakit,kecelkaan,tertimpa gedung,tertelan badai tsunami dan sebagainya,akhirnya manusia lupa dengan peran malaikat Izra’il, yang mereka tahu dan ingat “kenapa si fulan mati?” sakita apa dia?” atau “ooo.. sia fulan mati karena kecelakaan tertabrak sepeda onthel”.
Itulah kita manusia ………………..(zid)
Sumber : http://tanbihun.com/sosbud/cerpenpuisi-sajak/cerpenbujang-lapuk-kisah-simbahku/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar